Jumat, 10 September 2021

Dad My Hero

                    Dad My Hero Di Masa Tua Perlu Kawan New Hero (5u7o)

Gambaran ideal seorang ayah selalu lekat dengan sosok pribadi yang tangguh, kuat, perkasa, selalu siap sedia sebagai penjaga dan pelindung bagi jagoan-jagoan kecil yang sedang tumbuh menuju dewasa. Kejadian-kejadian heroik seorang ayah selalu menjadi cerita-cerita menarik yang akan membekas dalam sanubari dan akan dibawa sampai mati. Dalam alam bawah sadar anak, ayah adalah patron  yang akan selalu setia hadir dalam suka-duka kehidupan hingga menggapai  kedewasaan, menggantikan tampuk tanggung-jawab kepada new hero.

Jagoan kecil belajar kuat untuk tidak mudah menangis dari ketegaran sang ayah, tidak mudah takut dengan hal-hal yang berbau asing karena keberanian sang ayah, tidak mudah menyerah oleh keadaan karena keteguhan ayah, tidak takut dengan hadangan masalah karena keuletan seorang ayah, dsb. "Bahkan ketika aku menginjak remaja ayahlah yang mengelitik keberanianku untuk pertama kalinya menyapa gadis pujaanku, meskipun dalam hati kecilku sejatinya takut dan malu kalau-kalau keberanianku akan berujung dipermalukan." 

Hanya ayah yang paling mengerti tentang diriku, ketika nilai raporku banyak yang jeblok, hanya dia seorang diri yang memberikan penilaian berbeda tanpa sedikitpun menghakimi. Kenakalan-kenakalan anak remaja juga dianggap biasa, sejauh masih berada pada koridor norma tatakrama dan tidak merugikan sesama.

Aku sering ingin ikut-ikutan jadi anak super alim, saleh, dan pintar pula, tapi ayah juga yang pertama kali menyangsikannya. Kata dia: "Hal itu nyaris tidak mungkin. Itu hanya ada dalam cerita dongeng.  Dalam hidup tidak akan ada yang sifatnya sempurna. Lebih nyaman hidup biasa-biasa saja, tidak ngoyo,  bisa sedikit berandalan, tetapi bahagia."

Sebuah arti kedewasaan tidak bisa dipaksakan, jika itu yang terjadi maka tidak ada bedanya dengan kejadian kecelakaan belaka. Kejadian yang tidak disengaja, tetapi berdampak malapetaka. Lari dari kenyataan, itu pengecut yang tidak bertanggung-jawab. Tetapi jika terima apa adanya berarti harus bersiap dengan konsekuensinya yang kadang-kadang terasa maha berat. Proses pendewasaan selalu ada nilai yang dipertaruhkan "perjuangan" tidak ubahnya penggemblengan kawah candradimuka yang ada dalam cerita pewayangan.

Sudah menjadi kodrati, perjalanan hidup tidak selamanya lurus. Pada waktunya akan bertemu dengan jalan berkelok, naik-turun curam, hingga bersimpang arah. Ayah semakin renta dan akhirnya tidak berdaya, sementara yang muda harus melanjutkan arah hidup yang telah menjadi pilihannya. Cerita-cerita kecil, apalagi heroik  akan menjadi asesoris kehidupan bersama ayah. Cerita-cerita lama dulu sangat bermakna, kini sudah kedaluwarsa  terkesan biasa-biasa saja dan  kadang-kadang menimbulkan kelucuan  yang hanya enak sebagai bahan candaan belaka.

Ketangguhan, kekuatan, dan keperkasaan ayah kini tidak terlihat lagi. "Kau nampak tua dan lelah", Demikian kata   Ebiet G. Ade dalam album "Aku Ingin Pulang" yang booming era tahun 1990 an silam. Kini nyaris seluruh hidupmu tergantung oleh kursi roda, makan harus disuapi, mandi harus dimandiin, Jalan cerita tidak menarik lagi, candaan tidak semarak lagi, tidak mudah begitu saja menerima kemunduran dan serba tidak mngenakkan ini. Sang Hero pelan-pelan terlucuti,tetapi itulah perjalanan menyejarah yang harus terjadi karena bersifat kodrati. Dad My Hero, dulu bak malaikat penyelamat dan panglima gagah berani ketika berhadapan dengan berbagai masalah hidup. Dia tidak pernah menyerah sebelum berperang.

Berbahagialah jagoan-jagoan kecil yang mendapatkan kesempatan untuk belajar dan bercengkrama dengan  Dad My Hero masing-masing. Sayang banyak anak  yang bernasib kurang baik selama hidupnya, jauh dari kehadiran Dad My Hero. Mereka haus dan lapar akan sikap welas-asih seorang ayah. Mereka tidak pernah bisa merasakan seperti bercengkrama, sekali waktu digendong, dituntun, atau justru ditendang karena rasa asihnya agar terhindar dari bahaya-bahaya yang mengancam keselamatannya.

Bagaimanapun Dad My Hero,  engkau telah hadir memberi  inspirasi bagi hero-hero masa kini, mereka akan meneladani sikap bijakmu, ketangguhan fisik dan hatimu, serta  kematanganmu berolahrasa  menjadi  kunci betapa perkasanya dirimu dalam menapaki perjuangan menuju manusia  paripurna. Jangan pernah engkau merasa sia-sia, hidup terlunta-lunta, hingga berakhir nelangsa di sisa-sisa hidupmu meski tubuhmu semakin renta.5u7o.

Tidak ada komentar:

Muntilan - Betlehem "van Java", Magnet Dua Kota Beda Budaya

                                                                       Kolese Franciscus Xaverius (SMAPL) Van Lith (Ist) Kota Muntilan mend...