Minggu, 05 September 2021

Aplikasi Sakti PeduliLindungi, Digoyang Bocor

 


                         Belum Seumur Jagung, Apliksi Sakti PeduliLindungi Digoyang Bocor. 5u7o

Aplikasi anyar PeduliLindungi lagi naik daun, sayang usianya baru seumur jagung sudah diterpa isu kebocoran data. Ini sungguh menyedihkan ketika orang berbondong-bondong berupaya mendapatkan persyaratan-persyaratan untuk mendapatkannya, justru tersebar kabar miring fitur-fitur yang ditawarkan berstatus gambling. Semoga ini segera dapat dibenahi pemerintah agar tidak terjadi kasus layu sebelum berkembang seperti yang menimpa dua saudara kandungnya, Vaksin Nusantara  besutan Mantan Menkes Terawan dan tes antigen Genose buah karya civitas akademika Universitas Gadjah Mada yang hingga kini belum jelas nasibnya.

Aplikasi peduliLindungi tiba-tiba naik kasta dengan label mentereng sebagai  aplikasi sakti. Bayi ajaib pamornya tidak kalah mentereng dengan starup-starup yang sudah ada sebelumnya. Label aplikasi sakti karena digadang-gadang mampu menghadirkan berbagai kemudahan berhubungan dengan perlin dungan warga masyarakat dari ancaman bahaya penyebaran dan penularan Covid-19. Pemerintah baru-baru ini telah menjadikan aplikasi PeduliLindungi sebagai sarana skrining masuk mal, pendukung perjalanan, memasuki kawasan wisata, masuk kantor atau pabrik, rumah ibadah, dan penyelenggaraan pendidikan. 

Sejatinya aplikasi ini lahir karena kebutuhan surveilans (untudk mengamati) pergerakan dan penyebaran mereka yang didiagnosis sebagai pembawa virus-Covid-19. Oleh karena itu, dengan mengunduh aplikasi ini dalam ponsel  maka sang pemilik sudah berkontribusi membantu pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran virus covid=19 melalui proses penelusuran (tracing), pelacakan (tracking) dan mengisolasi (fencing). Sederhananya untuk memetakan dan memantau pergerakan orang-orang yang pernah dinyatakan sebagai penyintas, didiagnosis sebagai PDP, dan ODP.

Seperti halnya kelahiran starup baru yang rajin bakar uang --obral potongan harga, hingga paket-paket hemat yang menggiurkan kepada user-- demikian halnya aplikasi PeduliLindungi besutan Kominfo ini,  juga mulai rajin menggandeng berbagai mitranya untuk melengkapi dan menyempurnakan fitur-fitur yang telah dimiliki.Terakhir menggandeng mitra Halodoc untuk tawaran Telemedicine. Halodoc sangat piawai dalam bermitra strategis dengan PedulLindungi kompak mengusung layanan penanganan Covid-19 lebih komprehensif. Tujuannya membantu masyarakat meminimalisir jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan (puskesmas dan rumah sakit), kecuali dalam kondisi darurat. Fitur baru yang dirilis pada bulan Maret 2020 lalu diklaim sudah dikunjungi tidak kurang dari 4 juta orang tersebar dari berbagai pelosok daerah di Indonesia. 

Karena aplikasi terkoneksi dengan berbagai operator seluler, sehingga ketika terjadi tracking dan tracing disekitar pengguna aplikasi ada PDP atau ODP yang berjarak 2 - 5 meter operator bisa langsung membunyikan alarm bahaya kepada sang pemilik ponsel. Tindak lanjutnya sang pemilik ponsel dapat menjauh dari kerumunan, segera membersihkan diri, bahkan berkonsultasi gratis dengan dokter-dokter yang tergabung dalam Halodoc yang setia menunggu di ujung telepon.

Jangan sia-siakan beberapa fitur cantik seperti paspor digital (e-sertifikat) catatan vaksin yang telah dilakukan serta hasil tes PCR , GPS untuk membantu memetakan lokasi, digital diary yang berisi seluruh riwayat perjalanan yang telah dilakukan hingga data checkin dan checkout. safe entrance merupakan media pindai dengan QR-Code yang kemudian akan memberikan informasi hijau, oranye, dan merah.

Indikator hijau  berarti diperbolehkan masuk ke aktivitas publik, oranye diizinkan masuk atas kebijakan yang berlaku di lokasi tersebut, serta merah yang berarti tidak diperkenankan memasuki lokasi karena ada bahaya penyebaran virus Covid-19 secara intensif. Untuk mendapatkan aplikasi ini pengguna hanya disyaratkan mengunduh aplikasi PeduliLindungi dari App Store atau Play Store secara gratis, kemudian isi data identitas diri, Nomor HP yang aktif, dan isi persetujuan untuk aktifkan bluetooth dan izin lokasi. 

Sayang seribu sayang aplikasi nyaris kehilangan kesaktiannya akibat deraan isu-isu  miring akhir-akhir ini. Semula tersebar kabar adanya  indikasi salah-satu fitur transportasi "e-Hac-- yang harus diamputasi lebih dini akibat isi kebocoran data pribadi penggunanya, belum mereda isu e-Hac muncul isu NIK Bapak Presiden Jokowi dan beberapa pejabat tinggi negara juga mengalami kebocoran.  Beruntung polisi  bergerak cepat terhadap modus kejahatan ini, telah  berhasil diamankan beberapa orang terduga pelakunya. 

Kacaunya lagi, salah satu fitur unggulan berupa akses paspor digital (sertifikat vaksin) juga sempat diributkan karena ada dugaan di luar sana telah terjadi peredaran ilegal sertifikat vaksin palsu tanpa harus menjadi aseptor dengan disuntik  vaksin Covid-19 sebelumnya, bisa membeli sertifikat yang dimaksud. 

Masyarakat sudah lelah terlalu lama dalam kungkungan regulasi-regulasi darurat selama pandemi Covid-19 semoga pemerintah segera bertindak menjauhkan dari praktik tambal-sulam kebijakan yang ujung-ujungnya akan melahirkan lubang-lubang kebocoran yang akan melahirkan masalah baru. Hal mendesak RUU Perlindungan Data Pribadi yang sekarang ada ditangan para wakil rakyat di Senayan bisa didorong untuk segera digodok secara matang dan disyahkan menjadi undang-undang. 5u7o


Tidak ada komentar:

Muntilan - Betlehem "van Java", Magnet Dua Kota Beda Budaya

                                                                       Kolese Franciscus Xaverius (SMAPL) Van Lith (Ist) Kota Muntilan mend...