Selasa, 24 Agustus 2021

New Normal, Hidup Berdampingan Dengan Pandemi

 

Bagi bangsa Indonesia hidup berdampingan dengan sesama yang berbeda (SARA)  bukan sesuatu yang asing karena  realitas Bangsa Indonesia terdiri dari aneka-ragam:  suku, agama, ras, dan antar golongan. Bahkan, itu sudah dideklarasikan oleh para founding fathers dengan semboyan   Bhineka Tunggal Ika.

Kini suka atau tidak suka,  rakyat Indonesia, bahkan dunia  dipaksa untuk berdampingan dengan Pandemi Covid-19. Ini lebih beresiko untuk individu masing-masing jika tidak ingin terpapar yang bisa berujung di ruang ICU rumah sakit  atau justru cepat-cepat mendiami  rumah masa depan 2.5  kali 1.5 meter persegi, alias taman pemakaman.

Pemerintah sepertinya sudah sangat kewalahan karena jumlah positif Covid-19 hingga akhir bulan Agustus  2021 sudah mencapai 4 juta jiwa lebih. Korban meninggal juga menjadi rekor dunia telah mencapai sekitar 130 ribu jiwa. Jumlah itu yang tercatat satgas yang tidak tercatat dipastikan juga tidak sedikit.

Selama 18 bulan pemerintah dan rakyat berjuang melawan penyebaran Covid-19, belum menunjukkan tanda-tanda berhasil mengenyahkan  Covid-19 dari bumi Indonesia. Menengok negara Jiran Singapura secara tegas sudah memproklamirkan diri, bahwa mereka telah menyiapkan new normal versi mereka sendiri.

Negara kota itu, telah melakukan vaksinasi terhadap sebagian besar warganya (80 persen lebih), toh belum bisa sepenuhnya mampu mengatasi masalah pandemi. Pemerintah Singapura sudah malahan telah  memposisikan pandemi Covid-19 sebagai  penyakit endemi yang dipastikan akan bertahan lama.

Membandingkan negara Indonesia  dengan Singapura dalam vaksinasi Covid-19 pasti akan jomplang. Jumlah penduduk Indonesia sangat besar dan lingkupnya sangat luas, belum lagi kekuatan finansial untuk penanggulangan pandemi juga sangat terbatas.   Negri Singa hanya  berpenduduk sekitar 5,7  juta jiwa, tidak berdaya melawan kedigdayaan Covid-19.

Apa yang akan terjadi dengan bangsa Indonesia yang jumlah penduduknya sebanyak 270 juta jiwa lebih, tersebar dari ujung barat Pulau Sabang  sampai  Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote. Sepertinya tinggal tunggu waktu saja, kapan pemerintah Indonesia akan mengerek  bendera warna  putih – tanda sudah menyerah kalah.

Upaya pemerintah Indonesia dalam  vaksinasi Covid-19 massal --tahap satu dan dua-- masih jauh dari target membentuk herd immunity dengan target  aseptor mencapai 70 persen dari jumlah penduduk  atau sekitar 180 juta jiwa. Belum lagi upaya pencegahan penularan melalui kegiatan   3T (test, tracing, treatment) yang digencarkan pemerintah teryata masih bolong sana-sini. 5u7o



Tidak ada komentar:

Muntilan - Betlehem "van Java", Magnet Dua Kota Beda Budaya

                                                                       Kolese Franciscus Xaverius (SMAPL) Van Lith (Ist) Kota Muntilan mend...