Mulai hari ini aku harus berani bilang pada diri sendiri; stop tidak jalan
Berhenti untuk sejenak tarik kekang kendali memupus angan dan impian
Meski tidak nyaman, toh akhirnya harus tunduk pada kenyataan
Dunia ini sejatinya hanya kefanaan
Yang ada aksioma rumus perubahan dan dogma ketidaksempurnaan
Kau tahu setengah abad lalu kau adalah baby
Kau tumbuh menjadi curcaci
Kau kemudian menjadi berandalan dan selalu merasa sok jagoan
Kau selalu mengganggap diri yang paling benar dan harus menang
Kau selalu dihantui rasa haus, lapar, dan tidak pernah puas akan semua keadaan
Senang ketika ada kekacauan, bangga ketika ada perselisihan
Otak selalu berontak karena tidak tahu cara keluar dari belenggu ketidakberdayaan
Sulit mengakui, apalagi mengatakan sebuah kegagalan
Dalam lubuk hati terdalam ada ketakutan keluar dari kenyamanan
Kepura-puraan mengangkangi kekuatan nalar, kesemuan dari rasa aman
Tidur lelap tidak asyik tanpa adanya bumbu-bumbu mimpi
Karena besuk bangun pagi akan kehabisan cerita rekaan pemantik imajinasi
Mengapa sih semua orang harus susah-payah merengkuh pendidikan tinggi?
Toh akhirnya tidak selalu beriring dan berkorelasi dengan khitah rejeki
Titah bumi harus melakoni putaran waktu abadi, siang selalu berganti malam hari
Dalam kehidupan terlalu sering ditemui persimpangan jalan dan harus berhenti
Persimpangan tanpa rambu memaksa harus menoleh kebelakang, kanan, dan kiri
Kadang-kadang takut dan cemas untuk terus maju dan melaju nir henti
Rasanya perjalanan ini semakin jauh, tapi semakin sulit menemukan titik tujuan untuk berhenti
Harapan terbesar diujung akhir perjalanan nun jauh di sana, terjawab seluruh list ujub mimpi-mimpi.
(5u7o Penghujung Agustus 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar